TANGGULANGIN, NU Delta | Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Ketegan bersatu menjaga tradisi Takbir Keliling. Dalam semangat menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Ketegan sukses menyelenggarakan acara GEMBIRA (Gema Takbir Idul Adha) yang dipusatkan di Balai Desa Ketegan, Kamis (05/06/2025) lalu.
Mengusung tema ‘Sinergi dalam Takbir, Harmoni dalam Tradisi’, acara ini berhasil menarik pastisipasi masyarakat, khususnya para pemuda desa setempat. Ratusan muda-mudi bersama-sama menjaga dan melestarikan tradisi takbiran yang telah menjadi bagian dari kehidupan umat Muslim.
Apresiasi Pemdes dan Kreativitas Peserta
Acara GEMBIRA dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Ketegan, Nur Diana. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa bangga dan apresiasi tinggi atas partisipasi luar biasa dari masyarakat, IPNU-IPPNU, dan Karang Taruna. Menurutnya, tema yang diusung bukan sekadar slogan, tetapi berhasil diwujudkan nyata dengan melibatkan aktif seluruh RT se-Desa Ketegan.
“Tema yang diusung bukan sekedar slogan. Tetapi berhasil diwujudkan nyata dengan melibatkan aktif seluruh RT se-Desa Ketegan,” katanya kepada NU Delta, Ahad (8/6/2025).
Ia sangat takjub dengan kemeriahan yang ditunjukkan para peserta dari masing-masing RT menunjukkan kreativitas tinggi dalam membawakan takbir. Seluruh pastisikan berhasil memadukan lantunan takbir dengan alat musik tradisional dan modern, mengenakan kostum senada, dan mengatur formasi yang menarik.
“Kompetisi ini terbagi dalam beberapa kategori penilaian, termasuk kekompakan, kreativitas, semangat, dan kesesuaian tema,” jelasnya.
Penjurian dilakukan secara objektif oleh 2 juri berkompeten, yaitu Zulfikar Fanani dan M. Irsyad Syarifuddin. Hasilnya, para pemenang mendapatkan hadiah berupa tropi dan uang pembinaan untuk Juara 1, 2, dan 3.
Kolaborasi Lintas Generasi Menjaga Identitas Desa
Ketua pelaksana, Rendi Pratama, menjelaskan bahwa sinergi antara IPNU-IPPNU, Pemerintah Desa, dan masyarakat menjadi bukti kuat bahwa kolaborasi lintas generasi mampu menghasilkan kegiatan yang bukan hanya meriah, tetapi juga bermakna. Kegiatan ini membangkitkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang sudah menjadi bagian dari identitas Desa Ketegan sejak lama.
Menurut Rendi, GEMBIRA lebih dari sekadar perlombaan. Kegiatan ini menjadi wadah edukasi dan pelestarian tradisi yang mulai tergerus oleh perkembangan zaman. Di tengah maraknya perayaan digital, Desa Ketegan memilih untuk kembali ke akar budaya, merayakan hari besar keagamaan secara langsung, melibatkan seluruh masyarakat, dan menjaga nilai spiritualitas.
“IPNU dan IPPNU Ketegan sebagai penggerak utama menunjukkan kapasitas mereka sebagai agen perubahan yang mampu menjembatani nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal. Tentunya dengan kepemimpinan yang solid dan dukungan dari semua pihak,” terangnya.
GEMBIRA menjadi bukti bahwa kegiatan keagamaan bisa dikemas secara kreatif dan tetap memegang nilai-nilai adab serta sopan santun. Tradisi bukan berarti ketinggalan zaman, justru menjadi fondasi kuat untuk membangun karakter masyarakat yang religius, berbudaya, dan solid.
Antusiasme dan Harapan untuk Masa Depan
Antusiasme masyarakat terlihat sangat tinggi. Balai Desa Ketegan dipadati oleh penonton dari berbagai usia yang turut menyaksikan penampilan setiap peserta. Di balik kemeriahan acara, terdapat kerja keras para panitia yang telah mempersiapkan semuanya dengan penuh dedikasi. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk lembaga NU, Badan Otonom (Banom) NU, Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, LK NU, NU Care Lazisnu, serta lembaga pendidikan seperti MI Bilingual School, Mts Ma’arif Ketegan, SMK NU Ketegan, PAC IPNU-IPPNU Tanggulangin dan AM Audio, menjadi kunci keberhasilan acara ini.
