SIDOARJO, NU Delta | Ada suatu kisah menarik perhatian publik, tepatnya kejadian itu pada masa Perang Dunia II. Dimana tentara Jerman dengan bekal kecerdikannya diketahui membangun sebuah bandara palsu, yang berbahan baku dari kayu semuanya. Mulai dari pesawat, pernak-perniknya tempat landasan, termasuk kantor penerbangan dan lain sebagainya. Tujuan utamanya ini adalah semata-mata untuk mengecoh kehadiran pasukan Sekutu. Sehingga dengan besar harapan, pasukan Sekutu nantinya akan menyerang tempat yang salah. Bandara ini dibuat dengan sedetail mungkin, yang menyerupai lapangan udara sungguhan ketika dilihat dari udara.
Melihat hal itu, tentara Sekutu tak kala cerdiknya. Setelah melihat dan memperhatikan secara seksama dari udara, beberapa waktu kemudian, yakni Angkatan Udara Kerajaan Inggris atau lebih dikenal Royal Air Force (RAF) menjatuhkan sebuah bom di bandara tersebut, yang terbuat dari kayu juga… he. he. he
Selintas melihat aksinya tentara Inggris ini seolah-olah menjadi sebuah sindiran cerdas, halus namun penuh dengan kesan makna kepada Jerman, bahwa semuanya hanyalah tipuan semata….he.he.he
Kisahnya ini tetap menarik perhatian dan menunjukkan bagaimana dalam medan perang, tipuan maupun sindiran terkadang menjadi senjata yang sangat ampuh. Minimal tidak adanya ledakan yang menimbulkan dampak kerusakan. Walaupun hal ini belum tentu benar-benar terjadi.
Prediksi Einstein tentang Perang Dunia III dan IV
Tak kala menariknya juga dengan kisah tersebut di atas, sebuah laporan dari Liberal Judaisme tepatnya dua tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II. Yakni pada tahun 1947, Albert Einstein dalam sebuah pesta makan malam, sempat ditanya oleh seorang rekan ilmuwan terkemuka :
“Kira-kita senjata baru apa yang mungkin akan digunakan dalam Perang Dunia III nanti ? he.he.he”
Tekait dengan pertanyaannya ini, Einstein sempat terkejut dan bingung juga untuk menjawabnya. Beberapa menit ia sempat terdiam dalam keheningan, lalu menjawab pertanyaan dari rekannya tadi dengan tegas:
“Aku tidak tahu senjata apa yang akan digunakan dalam Perang Dunia III nanti. Tapi, aku tidak ragu senjata apa yang akan digunakan dalam Perang Dunia IV nanti.”
Kemudian rekannya ini, bertanya lagi:
“Apa itu, senjatanya?”
Einstein menjawab dengan singkatnya:
“Senjatanya tombak dan batu…he.he.he”
Dari uraian dialog singkat tersebut dapat ditarik suatu benang merahnya, bahwa Einstein sebenarnya menyadari betul jika Perang Dunia III benar-bebar terjadi. Maka yang namanya umat manusia kemungkinan besar akan menggunakan senjata pemusnah massal. Seperti bom nuklir atau semacamnya.
Einstein juga sangat memahami betapa mengerikannya dampak dari senjata pemusnah massal tersebut. Keberadaannya ini mampu menghancurkan seluruh tatanan peradaban manusia yang kita kenal saat ini, akan terlulu-lantakkan.
Catatan terakhir kita, jika itu terjadi. Maka yang namanya manusia tidak punya pilihan lain, selain kembali memulai dari awal lagi.
Yakni, dari titik kehidupan yang belum pernah kita saksikan dan kita rasakan sebelumnya yaitu zaman serba primitif. Zaman yang jauh ke belakang, jauh dari kehidupan yang kita rasakan saat ini.