Oleh :Dr. Heru siswanto, M.Pd.I*
SIDOARJO, nusidoarjo.or.id |Trade Mark Tradisi Maulid Nabi dalam Tasawuf Progresif. “Di berbagai belahan dunia, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah menjadi tradisi umat Muslim. Peringatan ini telah menjadi salah satu corak (trade mark) bagi umat Muslim di bumi Nusantara sejak awal kedatangan Islam. Simpulnya, peringatan maulid telah mendarah daging bagi umat Muslim Nusantara, khususnya di Indonesia tercinta”
Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sudah menjadi acara rutinitas peringatan hari besar Islam (PHBI) yang dilaksanakan oleh mayoritas Umat Muslim di Indonesia. Peringatan ini bertujuan tidak hanya sekedar untuk mengingat, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah termasuk juga untuk meneladaninya dalam hidup. Sebagaimana tersebutkan dalam catatannya Sayyid al-Bakri (Al-Bakri bin Muhammad Syatho, I`anah at-Thalibin, Juz II, hal 364), selaku pelopor pertama peringatan maulid adalah al-Mudzhaffar Abu Sa’id. Yaitu seorang raja bijaksana di daerah Irbil, Baghdad yang dikenal bumi para wali. Pada saat itu peringatan maulid dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan dengan berkumpul di suatu tempat. Mereka bersama-sama membaca ayat-ayat Al-Qur’an, membaca sejarah ringkas kehidupan dan perjuangan Rasulullah, melantuntan shalawat dan syair-syair kepada Rasulullah serta diisi pula dengan ceramah agama sebagai pelengkap kegiatan tersebut.