Oleh : Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I*
Dalam kutipan sejarah nusantara, tradisi mudik sebetulnya menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun, seiring dengan perkembangan zamannya yang terus mengalami perubahan dengan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Termasuk juga dalam hal ini yang membedakan mudik zaman dulu dengan sekarang yang serba berkemajuan.
Pada masa lalu motivasi utamanya seseorang untuk mudik lebih berakar pada tradisi sejak dini dan sudah tertanam kuat dalam keluarganya. Sehingga mudik menjadi bagian terpenting dalam menyambut lebaran tiap tahunnya, yang tidak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat, terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia. Dengan besar harapan generasi berikutnya bisa mengikutinya untuk terus menyambung tali silaturrahim, terutama keluarga yang sudah berjauhan tempat tinggalnya.
Namun pada saat ini, dengan adanya kemajuan teknologi dan semakin meningkatnya jumlah usia produktif, tradisi mudik ini justru mulai mengalami pergeseran nilainya. Bahkan saat ini banyak masyarakat yang memilih merayakan lebaran ke luar negeri, di tanah suci atau mungkin terkadang justru orang tua yang menghampiri anaknya yang ada di perantauan, bukan malah sebaliknya. Selain itu, yang menjadi pertimbangannya adalah besarnya biaya transportasi yang semakin beragam yang tidak selaras dengan kebutuhan hidupnya. Termasuk juga, lantaran tak terjangkaunya ini turut mengubah pola mudik di berbagai lapisan masyarakat saat ini.