“Disinilah sebetulnya jalan tengah atau tawassuth itu diperlukan. Maka sebagai seorang Sunni atau Aswaja tidak diperkenankan mencela salah satu kubu secara exstrim,” ungkapnya.
Pada perang shiffin terjadi perpecahan, sebagain mendukung Ali dan sebagian lain mendukung Mu’awiyah. Saat terbelah menjadi dua kubu, khutbah-khutbah dipenuhi saling umpat antara kedua kelompok tersebut.
“Oleh karena itu penting sikap tawassuth dengan tidak menghakimi. Kedua kelompok harus sama-sama menahan diri,” jelasnya.
Maka sangat penting dalam konflik politik untuk bersikap tidak menghujat orang yang berbeda pendapat. Terlebih di Indonesia sesama muslim, sesama Aswaja mempunyai partai politik masing-masing.
“Maka tawassuth harus kita pegang. Jangan sampai jika kita beda pilihan lantas saling menghujat dan saling menyalahkan,” pungkasnya.