SEDATI, NU Delta | Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sidoarjo menegaskan bahwa Ansor adalah organisasi pengkaderan. Penegasan ini disampaikan oleh Ketua PC GP Ansor Sidoarjo, Choirul Mu’minin, saat membuka acara Kaderisasi Tiga Matra di SMP ASA Cendikia Sedati pada Jumat (17/10/2025) sore.
Kaderisasi Tiga Matra ini meliputi Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) untuk anggota Ansor, Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) untuk Barisan Ansor Serbaguna (Banser), serta Dirasah Ula untuk Rijalul Ansor.
Choirul Mu’minin mengapresiasi Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Sedati yang berhasil menyelenggarakan kaderisasi komprehensif ini. “Tidak banyak PAC yang melaksanakan Kaderisasi Tiga Matra secara serentak. Hari ini PAC GP Ansor Sedati melaksanakannya dengan diikuti delapan puluh peserta. Ini luar biasa,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Choirul turut menyoroti sejarah panjang perjuangan NU dan peranannya dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ansor sendiri telah berdiri sejak tahun 1934. Menurutnya, hari ini masih ada pihak yang berupaya merendahkan peran pesantren, padahal para kiai pesantren turut mendorong dan berperang demi kemerdekaan Indonesia.
Choirul lantas mencontohkan dua momentum bersejarah. Pertama Pengakuan Presiden. Pada awal kemerdekaan, ketika banyak kelompok tidak mengakui Soekarno sebagai presiden yang sah, NU melalui muktamar secara tegas mengakui dan menyatakan Soekarno sebagai pemimpin yang sah.
“Ada lagi kasus 1965 PKI yang sangat melukai umat Islam. Dan yang menumpas PKI salah satunya adalah Banser,” ujarnya. Mencontohkan momentum bersejarah selanjutnya.
Berdasarkan rekam jejak historis tersebut, Choirul Mu’minin menegaskan posisi strategis GP Ansor dan Banser.
“Ansor Banser adalah pengawal keutuhan NKRI yang sejati. Oleh karena itu, jika ingin menghancurkan NKRI, maka terlebih dahulu hancurkanlah NU,” pungkasnya. Menekankan bahwa menyerang NU sama dengan menyerang benteng penjaga negara.
Kegiatan Kaderisasi Tiga Matra ini diharapkan dapat mencetak kader militan yang memiliki pemahaman kebangsaan kuat dan siap melanjutkan estafet perjuangan organisasi serta menjaga nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.